TAFSIR SURAT AL FATIHAH AYAT 6
Ihdinash shiraathal mustaqiim, artinya : Tunjukilah kami jalan yang lurus,
Dalam ayat kelima kita telah menyatakan kepada Allah SWT, bahwa kita hanya beribadah kepada-Nya, dan hanya minta tolong kepada-Nya, Agar hidup kita ini penuh dengan ibadah, dan amal perbuatan yang mempunyai nilai ibadah sehingga kita mendapatkan ridha Allah SWT, maka dalam ayat keenam ini kita bermohon sepenuh hati kepada Allah SWT, agar kita diberinya petunjuk (hidayah) menuju jalan yang lurus (shirathal mustaqim).
Menurut Muhammad Abduh (Tafisr Al-Manar 1:62-63) hidayah atau petunjuk Allah pada manusia ada empat macam, yaitu : Petunjuk naluuri, petunjuk panca indera, petunjuk akal dan petunjuk agama. Wahbah az-Zuhaily (Tafsir al-munir 1:59-60) menambahkannya dengan petunjuk yang kelima yatu : Petunjuk ma’unah dan taufiq.
Pertama: Petunjuk “ Naluri ”.
Anak yang baru lahir dengan naluri pandai menangis. Tangis merupakan alat komunikasi anak untuk berinteraksi dengan orang sekitarnya khususnya dengan ibunya sendiri. Disaat anak merasa lapar dan haus dia akan menangis, demikian juga disaat dia buang air kecil maka diapun menyampaikan kepadannya dalam bentuk tangis, demikian juga waktu dia digigit nyamuk umpamanya maka diapun menangis. Semua tangisan itu dapat difahami oleh si ibu sehingga sianak segera dapat perhatian dan pertolongan dari ibunya. Coba anda bayangkan bagaimana kalau anak yang baru lahir tidak pandai menangis, apa yang akan terjadi ? Bagaimana dia menyampaikan pada ibunya apa yang terasa dalam dirinya seperti haus, lapar , kesakitan dan lain lain ? Siapa yang membuat anak pandai menangis ? Subhanallah, mahasuci Allah yang telah memberikan naluri pada anak untuk pandai menangis.Setelah si ibu mendengar anaknya menangis , maka si ibu umpamanya memahami bahwa anaknya sedang haus atau lapar, maka si ibu dengan penuh kasih sayang menyodorkan “ASI” (air susu ibu) pada anaknya, dan si anak pun lansung pandai mengisap dan menelan asi tersebut, ini juga naluri yang diciptakan Allah pada setiap anak.
Kedua : Petunjuk “ Panca Indera ”.
Setelah umur anak bertambah minggu demi minggu dan bulan demi bulan, maka panca indera anak pun mulai aktif satu persatu. Mata anak mulai mampu membedakan orang dan warna sekitarnya. Telinga anak mulai aktif untuk mendengar bunyi-bunyian sekitarnya. Anak dapat membedakan suara ibunya dengan suara orang lain. lidahnya anak dapat merasakan makanan dan minum yang diberikan padanya. Demikianlah seterusnya, dengan panca indera anak dapat mengenal lingkungan dengan lebih luas, dan dengan demikian pula dapat ber interaksi dengan lingkungannya.
Ketiga : Petunjuk “ Akal ”
Jangkauan panca indera manusia sangat terbatas. Manusia hanya dapat melihat dan mendengar hal yang berada disekitarnya. Hal hal yang jauh dari tempat dia berada tidak dapat dilihat dan didengarnya. Hal yang dekat darinyapun adakalanya tidak dapat dilihatnya dengan sempurna sesuai dengan kenyataan. Umpamanya dia melihat kawat listrik yang terbentang berliku liku , padahal sebenarnya dia lurus. Dia melihat kapal terbang yang sudah jauh dari pandangannya jadi kecil, padahal sebenarnya kapal terbang itu adalah besar. Untuk kesempurnaan jangkauan panca indera itu maka Allah memberi manusia petunjuk yang lebih sempurna , yaitu petunjuk akal. Dengan akal manusia dapat mengetahui hal hal yang jauh dari jangkauan panca inderanya. Akal merupakan keistimewaan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding binatang. Binatang hanya punya insting atau naluri dan panca indera, tapi tidak punya akal.Dengan akal manusia dapat menimba ilmu sebanyak banyaknya, baik ilmu untuk kepentingan dunianya, maupun untuk kepentingan akhirat. Subhanallah..Maha Suci Allah yang telah menganugerahkan akal pada manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Keempat : Petunjuk “ Agama ”
Akal manusia juga sangat terbatas. Akal hanya dapat mengetahui hal hal yang bersifat zahir. Hal yang bersifat ghaib, seperti mengenal Allah, mengenal Malaikat, Iblis dan Jin, mengenal alam akhirat semua itu tidak dapat dijangkau manusia semata dengan akal, karena itulah Allah melengkapi manusia dengan agama. Dengan petunjuk agama yang dibawa para rasul maka manusia dapat mengenal hal hal yang diluar jangkauan akalnya seperti mengenal Allah, mengenal Malaikat, mengenal hal ihwal hari akhir semuanya itu hanya dapat dinalar manusia dengan media agama yang diturunkan Allah pada manusia.Akal berfungsi untuk memenuhi kebutuhan otak manusia, sedangkan agama berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hati manusia. Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah memberi manusia hati untuk menalar agamanya.
Kelima : Petujuk “ Ma’unah dan Taufiq ”
Ma’unah dan Taufiq adalah pertolongan langsung dari Allah SWT, yang menggerakkan hati seseorang untuk menerima dan mengamalkan hidayah (petunjuk) yang telah disampaikan Allah SWT. atau disampaikan Rasulullah SAW. dalam hadits beliau. Ada orang yang ilmunya tentang shalat cukup banyak dan luas, namun dia tidak shalat. Apakah yang kurang pada orang ini? Yang kurang adalah ma’unah dan taufiq dari Allah SWT. karena itulah para ulama setelah memberikan taushiah biasanya menutup taushiahnya dengan ucapannya : Semoga Allah memberikan hidayah dan taufiq pada kita. Atau semoga Allah memberikan ma’unah dan taufiq pada kita. Sebaliknya ada orang yang sedikit saja belajar tentang ibadah umpamanya, namun setelah mendapatkan ilmu tentang ibadah itu dia lansung menerima dan mengamalkannya dalam kehidupan, berarti orang ini disamping mendapatkan hidayah dari Allah langsung mendapatkan taufiq dan ma’unah dari Allah SWT.
Paling kurang tujuh belas kali sehari semalam dalam shalat kita minta kepada Allah agar kita diberiNya hidayah. Yang kita harapkan dari Allah adalah hidayah yang disertai dengan taufiq yang menggerakkan hati kita dengan penuh kesadaran untuk mengamalkannya. Hidayah yang disertai dengan ma’unah dan taufiq adalah hak Allah sepenuhnya, bahkan Rasulullah sendiri tidak punya kemampuan untuk itu. Setelah sekian banyak usaha yang dilakukan Rasulullah untuk menyampaikan hidayah pada paman beliau Abu Thalib namun Abu Thalib tetap saja kafir, maka Rasulullah merasa sedih dan kecewa, maka turunlah firman Allah SWT :
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS.Al-Qashash 28:56)
Apa yang dimaksud dengan Shirathal mustaqim?
Jawabanya akan kita dapatkan dalam ayat berikutnya (ayat 7)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar disini